Senin, 07 November 2011

Dirham Perak (mulai) Kembalikan "Jatidiri"nya

     Ramainya perbincangan mengenai emas/ dinar akhir-akhir ini sebagai instrumen lindung nilai, investasi, maupun tabungan, membuat kita sedikit melupakan saudara kandung emas sesama logammulia yakni perak/ dirham.  Saudara sekalian  kenaikan harga dirham/ perak yang signifikan kemarin malam ini  mulai menunjukkan kembali 'jatidirinya' yang sesungguhnya. 

     Dikutip dari buku think dinarnya Endy Kurniawan.Dalam berbagai literatur sejarah Islam bahwa, nilai Dirham terhadap Dinar sendiri yang berlaku pada jaman Rasulullah SAW adalah 1 : 10 (1 Dinar sama dengan 10 Dirham). Rasio ini didasarkan pada 2 hadits Raasulullah SAW yang diriwayatkan Ahmad, Abu Daud dan Baiqahi serta Ash-Habus Sunan.
Pada jaman Umar ibn Khattab, pernah tercatat rasionya adalah 1 : 12. Belakangan, dikisahkan pada jaman Ibnu Faqih (298 H) nilai Dinar : Dirham stabil pada 1 : 15. Yang mengejutkan, ternyata seribu tahun kemudian, kurs 1 : 15 ini juga berlaku di Amerika pada 1792 – 1834 Masehi.

     Saat ini, dikarenakan kendala pada produksi (perak adalah hasil sampingan dari produksi emas, tembaga, seng dan timbal), dan distribusi/alokasi (perak lebih dominan untuk kebutuhan industri), maka rasio Dinar terhadap Dirham menjadi tak wajar, yakni 1:26, hari-hari kemarin 1:33, bahkan ketika diterbitkannya buku think dinar cetakan pertama pada akhir 2010 dituliskan 1:43 Dirham saat itu Rp 33000,- sedangkan hari ini +/- Rp 71000,- kenaikan nilainya terhadap rupiah sudah lebih dari 100 %, walaupun juga dipengaruhi melemahnya Rupiah terhadap USD. artinya optimisme melesatnya nilai perak masih akan terus terjadi.

      Kembali menurut Endy Kurniawan, banyak tulisan dan prediksi yang memperkirakan perak akan berjalan di ‘track yang seharusnya’ pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Satu contoh, Reuters menuliskan di laporan ekonomi pada akhir tahun 2009 bahwa perak akan naik sebesar 34% pada 2010. Selain itu, pada buku “Buy Gold Now”, chapter 19 yang berjudul ‘Why Silver Might Rise More Than Gold”, terdapat beberapa alasan logic mengapa nilai perak akan melesat. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan yang tak dibarengi kemampuan perusahaan mining meningkatkan kapasitas produksinya, serta hukum yang jelas bahwa harga komoditas akan terus berjalan beriringan, termasuk antara emas, perak dan minyak. Tinggal menunggu waktunya.
       Dengan demikian, jika sebelumnya kita telah memilih Dinar untuk penyimpan dan penyelamat harta kita, sambil sedikit demi sedikit menggunakannya untuk alat transaksi, saat ini kita bisa mulai memperlakukan Dirham serupa itu.

Wallahualam.......

sumber : Buku 'Think Dinar' karya Endy Kurniawan dan literatur lainnya
kunjungi juga www.salamdinar.com
grafik tahunan perak http://silverprice.org/silver-price-history.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar