Kamis, 16 Juni 2011

Luruskan Niat Ketika Mulai Investasi Dinar

Seringkali ketika harga dinar emas sedang turun, muncul pertanyaan
"Apakah sekarang adalah saat yang tepat untuk membeli Dinar dan diwaktu mendatang seberapa tinggi naiknya?"
Untuk pertanyaan ini berikut penjelasan mas Endy J Kurniawan owner Salma Dinar, Sejak awal kami telah menginformasikan bahwa kita perlu niat yang lurus sebelum memutuskan berhijrah ke dinar.
1. Jika niat kita adalah investasi jangka pendek dengan berharap adanya selisih nilai jual dan beli, maka bersiaplah rugi. Kita akan sibuk mengamati harga sebelum membeli, kemudian setelah memiliki dinar, kita amati pergerakan grafik harga untuk memilih waktu untuk menjualnya. Dinar yang berbasis emas adalah 'komoditas langit' hampir tak ada analis yang bisa memberikan rekomendasi fluktuasinya dalam jangka pendek. Analisis yang muncul dan rada 'shahih' adalah trend semesteran dan tahunan. Selain itu, ada mekanisme 'selisih 4%' antara nilai jual dan beli sehingga kita tak bisa spekulatif. Mekanisme ini memang dibuat untuk membatasi ruang spekulan. Sekali lagi, jika niatnya mencari keuntungan jangka pendek, sangat besar kemungkinan anda akan rugi.
2. Jika kita berniat hijrah ke Dinar untuk investasi jangka menengah dan panjang ( minimal 6 bulan), maka insya Allah kita akan 'untung'. Sandaran kita adalah bukti kauniyah(fakta alamiah) selama ribuan tahun bahwa 1 keping Dinar selalu tetap nilainya (seharga seekor kambing, kalau boleh saya tambahkan seekor kambing yang besar, gagah, dan perkasa :)), atau dengan kacamata capital atau asset, harga dinar terus naik atau makin mahal jika dibeli dengan dolar atau rupiah. Dengan bukti statistik yang jelas, rata-rata 25% kenaikan pertahun(meskipun saya sendiri lebih suka menggunakan angka moderat agar tak terlihat 'oversell' yaitu 20%, angka yang sudah sangat jauh dibanding bagi hasil deposito atau tabungan yang rata-rata 8%, dan jauh pula dibanding inflasi yang saat ini 6%).


         Sebagai 'suplemen', paling-paling saya bisa memberikan gambaran kondisi global secara sekilas, misal tekanan global terhadap US Dollar (yang memberi efek ungkit terhadap harga emas), makin runtuhnya kepercayaan kepada sektor finansial pasca kasus gagal bayarnya Dubai world dan krisis kredit perumahan di AS tahun 2008, perang mata uang antar negara besar tahun 2010, berkurangnya kendali badan besar dunia IMF terhadap emas pasca penjualan besar-besaran kepada india, mauritus dan srilanka, serta freeport yang berkurang produksi emasnya sebanyak 30% pada tahun 2010.
Selebihnya tidak ada waktu yang tepat dalam investasi dinar atau istilah finansial nya"buy" atau "inside".
         Jadi jika boleh disimpulkan, makin lama rencana investasi kita (diatas 6 bulan, mungkin untuk pendidikan anak, dana pensiun pribadi, ongkos naik haji, dll) makin tidak ada kata terlambat untuk hijrah. Kalau berencana cari untung, jelas sebaiknya dialirhan kesektor riil (dijadikan modal usaha sendiri atau disertakan dalam kepemilikan usaha), atau saham maupun valas (yang sekarang sedang lesu dengan  resiko sangat besar dan tak cocok untuk pemula).
Kalau anda punya dana lebih, tapi dalam 6 bulan kedepan akan diggunakan mungkin untuk keperluan pribadi dan keluarga, sebaiknya ditabung saja sehingga sewaktu-waktu bisa diambil ketika perlu. Wallahua'lam.

by : Endy j Kurniawan diambil dari buku think dinar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar